hmi komisariat kelautan

hmi komisariat kelautan

Rabu, 21 September 2011

Mission HmI

Implementasi Mission HMI dalam Masyarakat Transisi

HMI adalah organisasi kader (sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan perubahan secara terus-menerus),. Hal ini membawa konsekuensi logis pada setiap gerak organisasi yang senantiasa harus diarahkan pada perbaikan kehidupan manusia. Perubahan bagi HMI merupakan suatu keharusan, demi terwujudnya idealisme ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.
Dalam melakukan perjuangan, HMI meyakini bahwa Islam sebagai doktrin yang mengarahkan pada peradaban secara integralistik, transenden, humanis, dan inklusif. Dengan demikian kader-kader HMI harus berani menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat perbedaan keyakinan dan mendorong terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber kebenaran yang paling hakiki dan menyerahkan semua demi ridha-Nya.
Untuk menjaga konsistensi dan kontinuitas gerakan, maka perjuangan yang dilakukan setiap kader HMI secara individu maupun secara institusi harus senantiasa berpegang pada independensi organisasi (independensi etis danindependensi organisatoris). Independensi bagi HMI merupakan karakter kepribadian yang implementasinya terwujud didalam bentuk pola pikir, pola sikap dan pola laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan "Mission" HMI dalam kiprah hidup berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Setiap perjuangan HMI harus selalu disesuaikan dengan konteks dan realitas sosial kekinian. Kini masyarakat sedang mengalami situasi transisi demokrasi (budaya, politik, tata pemerintahan). Salah satu ciri masyarakat transisi adalah munculnya banyak aspirasi masyarakat yang menuntut adanya perubahan dan pembaruan sebagai cerminan respons masyarakat terhadap perkembangan dan kemajuan zaman. Aspirasi nasyarakat tersebut merupakan hasil proses sosiologis yang panjang yang melibatkan aktor-aktor perubahan sosial, meminjam istilahnya Daniel Bell dan John Keane aktor-aktor perubahan sosial disebut civil society.
Civil society sekurang-kurangnya memiliki tiga ciri pokok, yaitu; Pertama, adanya kemandirian yang relatif tinggi dari individu-individu, kelompok-kelompok dalam masyarakat, dalam rangka tawar menawar terhadap negara. Kedua, adanya ruang publik yang tersedia sebagai wahana partisipasi politik masyarakat. Ketiga, adanya kemampuan membatasi kekuasaan negara agar tidak menjadi kekuatan yang intervensionis. Dalam perspektif inilah, maka kebangkitan partisipasi masyarakat merupakan indikasi adanya semangat proses demokratisasi di Indonesia.
Dalam merespon kondisi transisi demokrasi, pemerintah melakukan perubahan orientasi dalam menata menejemen pemerintahan. Beberapa perubahan tersebut antara lain, pertama, perubahan orientasi menejemen pemerintahan dari orientasistate driven menjadi menejemen yang berorientasi ke pasar. Selama ini manajemen pemerintahan tidak lebih hanya menuruti kepentingan elit penguasa sedangkan kepentingan masyarakat diabaikan. Kedua, perubahan dari orientasi otoritarian menjadi orientasi demokrasi. Ketiga, perubahan dari orientasi sentralisme menjadi orientasi desentralisasi. Dari ketiga perubahan orientasi tersebut pada dasarnya ada kecenderungan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Pemerintah hanya berfungsi sebagai fasilitator masyarakat. Sehingga ada tiga komponen pokok dalam pelaksanaan pembangunan yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat yang diantara ketiganya harus berjalan secara sinergis.
Perubahan diatas, baru sebatas dalam peraturan perundangan itupun masih banyak kekuarangan, belum menyentuh pada budaya masyarakat. Realitas sosial yang terjadi pada era pemerintahan saat ini menunjukan terjadinya krisis ekonomi yang belum teratasi, meningkatnya kekerasan, simpang-siurnya penegakkan hukum, konflik elit politik yang semakin tak terkendali, dll. Dalam situasi demikian HMI beserta kekuatan kemahasiswaan dan kepemudaan mempunyai tanggungjawab besar untuk mengawal dan mewujudkan agenda reformasi yang sampai hari ini belum terwujud

Tafsir Tujuan Himpunan Mahasiswa Islam

I. Pendahuluan

Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah. Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai, motivasi dan inspirasi berstatus sebagai organisasi mahasiswa yang berperan sebagai sumber insani pembangunan bangsa dan berfungsi sebagai organisasi yang bersifat independen.

Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang paling mendasar.

Atas faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya sebagaimana dirumuskan dalam pasal 5 AD/ ART HMI yaitu :

"TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRIDLOI ALLAH SWT".

Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.

II. Motivasi Dasar Kelahiran dan Tujuan Organisasi

Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama yang Haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai daengan fitrahnya sebagai khalifatullah di muka bumi dangan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadiratnya.

Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan yang seimbang dan terpadu antara pemenuhan dan kalbu, iman dan ilmu, dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan ini, maka HMI menjadikan Islam selain sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai sumber nilai, motivasi dan inspirasi. Dengan demikian Islam bagi HMI merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dan usaha organisasi HMI.

Dasar motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena Islam adalah ajaran fitrah, maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah juga merupakan tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu yang tunduk kepada fitrah kemanusiaannya.

Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin adanya kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang atau dengan kata lain kesejahteraan materiil dan kesejahteraan spirituil.

Kesejahteraan yang dimaksud akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan) yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Didalam amal kemanusiaan inilah manusia akan mendapat kebahagiaan dan kehidupan yang sebaik-baiknya. Bentuk kehidupan yang ideal secara sederhana kita rumuskan dengan "kehidupan yang adil dan makmur".

Untuk menciptakan kehidupan yang demikian, Anggaran Dasar menegaskan kesadaran mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisir nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Dalam Kebijaksanaan /Perwakilan serta mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam rangka mengabdikan diri kepada Allah SWT.

Perwujudan daripada pelaksanaan nilai-nilai tersebut adalah berupa amal saleh atau kerja kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana secara benar dan sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu pengetahuan. Karena inilah hakikat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan manusia yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja kemanusiaan (amal soleh). Pengabdian dalam bentuk amal soleh inilah pada hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab dengan melalui kerja kemanusiaan manusia mendapatkan kebahagiaan.

III. Basic Demand Bangsa Indonesia

Sesungguhnya kelahiran HMI dengan rumusan tujuan seperti pasal 5 Anggaran Dasar tersebut adalah dalam rangka menjawab dan memenuhi kebutuhan dasar (basic need) bangsa Indonesia setelah mendapat kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 guna memformulasikan dan merealisasikan cita-cita hidupnya. Untuk memahami kebutuhan dan tuntutan mereka, maka kita perlu melihat dan memahami keadaan dan sejarah mereka sebelumnya. Sejarah Indonesia dapat kita bagi dalam 3 (tiga) periode yaitu:
a) Periode (Masa) Penjajahan
Penjajahan pada dasarnya adalah perbudakan. Sebagai bangsa terjajah sebenarnya bangsa Indonesia pada waktu itu telah kehilangan kemauan dan kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa Indonesia pada waktu itu adalah kemerdekaan. Oleh karena itu timbullah pergerakan-pergerakan nasional dimana pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah mereka yang mampu menyadarkan hak-hak asasinya sebagai suatu bangsa.
b) Periode (Masa) Revolusi
Periode ini adalah masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh keinginan yang luhur maka bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. dalam periode ini yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah adanya persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan menghancurkan penjajah. Untuk itu dibutuhkan adalah "solidarity making" diantara seluruh kekuatan nasional sehingga dibutuhkan adanya pimpinan-pimpinan nasional type solidarity maker.
c) Periode (Masa) Membangun
Setelah Indonesia merdeka dan kemerdekaan itu mantap berada di tangannya maka timbullah agar cita-cita dan idealisme sebagai manusia yang bebas dapat direalisir dan diwujudkan. Karena periode ini adalah periode pengisian kemerdekaan, yaitu guna menciptakan masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur. Maka mulailah pembangunan nasional. Untuk melaksanakan pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah ilmu pengetahuan.

Pimpinan nasional yang dibutuhkan adalah negarawan yang "problem solver" yaitu type "administrator" disamping ilmu pengetahuan diperlukan pula adanya iman/akhlak sehingga mereka mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan (amal saleh). Manusia yang demikian mempunyai garansi yang obyektif untuk menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam suatu kehidupan yang sejahtera, adil dan makmur serta kebahagiaan. Secara keseluruhan basic demand bangsa Indonesia tersebut dengan tegas tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 dalam alinea ke-dua yaitu terbinanya negara Indonesia yang: (1) Merdeka, (2) Bersatu dan Berdaulat, (3) Adil dan Makmur. Tujuan 1 dan 2 secara formal telah kita capai tetapi tujuan ke-3 sekarang sedang kita perjuangkan. Suatu masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur hanya akan terbina dan terwujud dalam suatu pembaharuan dan pembangunan terus menerus yang dilakukan oleh manusia-manusia yang beriman, berilmu pengetahuan dan berkepribadian, dengan mengembangkan nilai-nilai kepribadian bangsa.

IV. Kualitas Insan Cita HMI

Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yakni ideal yang terwujud oleh HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagai mana dirumuskan dalam pasal tujuan (pasal 5 AD HMI) adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Insan Akademis

+ Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.

+ Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.

+ Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu yang dipilihnya, baik secara teoritis maupuan teknis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.

2. Kualitas Insan Pencipta; Insan Akademis, Pencipta

+ Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada, dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.

+ Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan menemukan bentuk yang indah-indah.

+ Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.

3. Kualitas Insan Pengabdi; Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi

+ Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau untuk sesama umat.

+ Sadar membawa tugas insan pengabdi bukanya hanya membuat dirinya baik, tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.

+ Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang pasrah cita-citanya yang ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.

4. Kualitas Insan yang bernafaskan Islam: Insan Akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam

+ Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan mission Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.

+ Ajaran Islam telah berhasil membentuk "unity of personality" dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema antara dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah meng-integrasi-kan masalah suksesnya dalam pembangunan Nasional bangsa ke dalam suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.

5. Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT :

+ Insan akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

+ Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.

+ Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.

+ Rasa tanggung jawab taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

+ Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

+ Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai "khalifah fil ardhi" yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Pada pokoknya insan cita HMI merupakan "Man of future" insan pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersifat terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara operatif bekerja sesuai yang dicita-citakan.

Ideal type dari hasil perkaderan HMI adalah "Man of inovator" (duta-duta pembaharu). Penyuara "Idea of progress" insan yang berkepribadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia yang beriman berilmu dan mampu beramal soleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil). Dari lima kualitas lima insan cita tersebut pada dasarnya harus dipahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas Insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga kualitas insan pengabdi tersebut merupakan insan Islam yang terefleksikan dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adi dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

V. Tugas Anggota HMI

Setiap anggota HMI berkewajiban berusaha mendekatkan kualitas dirinya pada kualitas insan cita HMI seperti tersebut di atas. Tetapi juga sebaliknya HMI berkewajiban untuk memberikan pimpinan, bimbingan dan kondusif bagi perkembangannya potensi kualitas pribadi-pribadi anggota-anggota dengan memberikan fasilitas-fasilitas dan kesempatan-kesempatan. Untuk setiap anggota HMI harus mengembangkan sikap mental pada dirinya yang independen untuk itu:

* Senantiasa memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT.

* Selalu tidak puas dan selalu mencari kebenaran.

* Jujur dan tidak mengingkari hati nurani atau hanief.

* Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional menghadapi pendirian yang berbeda.

* Bersifat kritis dan berfikir bebas kreatif.

* Hal tersebut akan diperoleh antara lain dengan jalan:
- Senantiasa mempertinggi tingkat pemahaman ajaran Islam yang dimilikinya dengan penuh gairah.
- Aktif berstudi dalam fakultas yang dipilihnya.
- Mengadakan tentir club untuk studi ilmu jurusannya dan club studi untuk masalah kesejahteraan dan kenegaraan.
- Giat dalam studi dan selalu mengikuti perkembangan situasi.
- Selalu mengadakan perenungan terhadap ilmu-ilmu yang sudah dimilikinya dan mengemukakan pendapatnya sendiri.
- Selalu hadir dalam forum ilmiah.
- Memelihara kesehatan badan dan aktif mengikuti karya bidang kebudayaan.
- Selalu berusaha mengamalkan dan aktif dalam mengambil peran dalam kegiatan HMI.

Bahwa tujuan HMI sebagai dirumuskan dalam pasal AD HMI pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dalam setiap anggota HMI. Insan cita HMI adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya seorang HMI dalam membina dirinya untuk mencapai insan cita HMI berarti dia telah mencapai tujuan HMI.

Insan cita HMI ini pada suatu waktu akan merupakan Ïntelectual community"atau kelompok intelegensia yang mampu merealisir cita-cita umat dan bangsa dalam suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera spiritual, adil dan makmur serta bahagia (masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT).

Wabillahittaufiq wal hidayah.

DAFTAR NAMA PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) KOMISARIAT ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN UNHAS CABANG MAKASSAR TIMUR PERIODE 2011-2012/1432-1433 H

Ketua Umum
Nirwan


Sekretaris Umum
Muh.Zoel IkramNoer


Bendahara Umum
Hastuti


BidangPenelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota
IswanIdrus*
Fahri Angriawan
Muh.Ihsan
Ari frengki Ari
Abdul Talib


BidangPerguruanTinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda
UlilAmri*
Syamsu Rizal
Nugraha Maulana
A. Muh. Akram



Bidang Kesekretariatan
Muh.Asri p*
Muh.Yahya Anwar
Dedof Indra agung
Muh.Aksan



Korps HMI Wati (KOHATI)
A.Khaeriah Nuryanti*
Nenni Asriani
Zulfianti
Marfu’a


*Koordinator